wow

Senin, 30 April 2012

JEREMY LIN

Jeremy Shu-How Lin lahir 23 Agustus 1988 adalah pemain basket profesional NBA Lin adalah pemain Amerika berdarah Asia dan pemain pertama Amerika keturunan Cina atau Taiwan..
dengan tinggi 191cm dan berat 91 kg menjadikanya point guard yang lincah dan kerap melakukan gerakan gerakan tak terduga, saat ini Lin bermain untuk klub profesional New York Knicks..

Lin lahir di Los Angeles, California dan dibesarkan di Palo Alto, orang tuanya Gie-Ming Lin dan Shirley Wu beremigrasi dari Taiwan ke Amerika pada pertengahan tahun 1970-an.GIie-Ming Lin mengajari putra putranya bermain basket di tempat berolah raga YMCA setempat.

Dalam tahun terakhirnya di Sekolah Menengah Atas Palo ALto High School (2005–2006), Lin menjadi kapten dan memimpin timnya kepada rekor menang-kalah 32–1 serta mengalahkan tim bertaraf nasional dari sekolah Mater Dei, 51–47, untuk merebut juara Divisi II negara bagian California . Menurut Dana O'Neil dari ESPN, "Lin adalah pilihan utama untuk pemain terbaik tahun itu ("player of the year") dari hampir semua publikasi di California." Ia diberi penghargaan sebagai pemain first-team All-State dan Northern California Division II Player of the Year, dengan rata-rata untuk tahun terakhirnya 15.1 poin, 7.1 assist, 6.2 rebound dan 5.0

Lin mengirim résumé ("daftar riwayat hidup") dan DVD berisi cuplikan permainan bola basketnya ke semua sekolah tinggi Ivy League, tim California Golden Bears (Cal) di Universitas California, Berkeley, dan sekolah idamannya, tim Cardinal di Universitas Stanford serta tim Bruins di UCLA. Semua sekolah di Pacific-10 Conference (Amerika Serikat wilayah barat) menginginkannya sebagai walk-on. Hanya tim Crimson di Universitas Harvard dan tim Bears di Universitas Brown yang menjamin posisi dalam tim bola basket mereka, namun sekolah-sekolah tinggi "Ivy League" ini tidak menyediakan bea-siswa olahraga ("athletic scholarships"). Rex Walters, pelatih tim laki-laki bola basket University of San Francisco dan bekas pemain NBA, mengatakan batasan NCAA terhadap jumlah kunjungan pelatih untuk merekrut pemain berpengaruh pada Lin. "Banyak sekolah tinggi/colleges mulai merekrut seseorang dalam 5 menit pertama mereka melihatnya karena kecepatan lari, ketinggian loncatan, kecepatan gerak, mudah dievaluasi," kata Walters. Lin menambahkan, "Aku pikir bagi seseorang untuk mengerti caraku bermain, harus melihat lebih dari sekali, karena aku tidak biasanya melakukan gerakan yang lebih aneh atau mencengangkan."
Dalam bulan Juli 2005, assistant coach Harvard saat itu, Bill Holden, melihat bahwa Lin, yang tingginya 6,25 kaki (1.91 m) cocok dengan atribut fisik yang diinginkannya, dan nilai rata-rata akademik ("grade point average") di sekolah menengah atas 4.2 (dari maksimum 5.0) memenuhi standar akademik Harvard. Namun, Holden mula-mula tidak puas dengan kemampuan Lin di lapangan dan mengatakan kepada pelatih sekolah menengahnya, Peter Diepenbrock, bahwa Lin lebih cocok bermain untuk "Divisi III NCAA". Di akhir minggu pemantauan, Holden melihat Lin bermain dalam pertandingan, dan menggiring bola ke jaring pada setiap kesempatan dengan "naluri seorang pembunuh". Lin menjadi prioritas utama untuk Holden.Para pelatih Harvard kuatir kalau Universitas Stanford yang letaknya hanya berseberangan jalan dengan sekolah menengah atas "Palo Alto High School" akan menawari Lin beasiswa, tetapi ternyata tidak, dan Lin memilih masuk Harvard. "Aku bukannya duduk-duduk mengatakan bahwa semua pelatih Divisi I itu tidak becus," kata Diepenbrock. "Sesungguhnya ada pertanyaan-pertanyaan yang serius tentang Jeremy." Joe Lacob, pemilik tim Warriors dan "booster" untuk Stanford, mengatakan bahwa kegagalan Stanford merekrut Lin "adalah sangat bodoh. Anak ini ada di seberang jalan. Kalau Anda tidak dapat mengenalinya (sebagai pemain berpotensi), Anda punya problem."

Harvard

Setelah gagal mendapatkan beasiswa olahraga, Lin masuk Harvard.
Dalam tahun kedua-nya ("sophomore season") (2007–08), Lin menghasilkan rata-rata 12.6 point dan diberi perhargaan sebagai pemain "All-Ivy League Second Team". Di tahun ketiganya ("junior year") (2008-09) dalam Divisi I NCAA, ia satu-satunya pemain yang masuk 10 besar untuk poin skor (17.8), rebound (5.5), assist (4.3), steal (2.4), blok (0.6), rata-rata "field goal" (0.502), rata-rata "free throw" (0.744), dan skor 3 angka "three-point shot" (0.400), serta menjadi pilihan konsensus sebagai pemain "All-Ivy League First Team". Ia menghasilkan 27 poin, 8 assist, dan 6 rebound dalam kemenangan 82–70 atas ranking 17 tim Eagles dari Boston College, 3 hari setelah tim Eagles menyingkirkan tim No. 1 tim Tar Heels dari Universitas North Carolina.
Dalam tahun terakhirnya (senior year) (2009–10), Lin menghasilkan rata-rata 16.4 poin, 4.4 rebound, 4.5 assist, 2.4 steal dan 1.1 blok, serta sekali lagi dipilih mutlak menjadi pemain "All-Ivy League First Team". Ia salah satu dari 30 kandidat "midseason" untuk hadiah John R. Wooden Award and one of 11 finalists for the Bob Cousy Award. Ia juga diundang ikut "Portsmouth Invitational Tournament". Fran Fraschilla dari ESPN memilih Lin di antara 12 pemain paling serba bisa di college basketball. Ia menarik perhatian nasional ketika bermain melawan ranking 12 Connecticut Huskies, di mana ia menghasilkan rekor pribadi 30 poin dan merebut 9 rebound dalam pertandingan di luar kampus. Setelah pertandingan, pelatih Connecticut, Jim Calhoun, yang masuk "Hall of Fame", mengatakan tentang Lin: "Aku telah melihat banyak tim bermain di sini, dan ia dapat bermain untuk tim manapun. Ia memiliki ketenangan yang sangat amat besar di lapangan. Ia tahu caranya bermain."
Tahun itu, Harvard memecahkan sejumlah rekor program dengan jumlah tertinggi total kemenangan (21), kemenangan "non-conference" (11), kemenangan di kandang sendiri (11) dan di luar kampus (10). Lin menyelesaikan karirnya di sekolah tinggi sebagai pemain pertama dalam sejarah Ivy League untuk memecahkan rekor dengan paling sedikit 1,450 points (sebenarnya 1,483), 450 rebound (487), 400 assist (406) dan 200 steals (225). Ia lulus dari Harvard pada tahun 2010 dengan gelar di bidang ekonomi dan indeks prestasi 3.1 (maksimum 4.0


New York Knicks mengklaim Lin pada tanggal 27 Desember sebagai cadangan di belakang Toney Douglas dan Mike Bibby setelah guard Iman Shumpert cedera; guard Baron Davis yang baru direkrut juga cedera selama beberapa minggu.
Sebagai point-guard ke-3 di Knicks, Lin mulai main di kandang lawan melawan Warriors, di mana ia disambut hangat kembali di Oracle Arena (kandang Warriors tempat ia bermain dulu).
Tanggal 17 Januari 2012, Lin ditugaskan bermain untuk tim Erie BayHawks dalam D-League. Tanggal 20 Januari ia menghasilkan triple-double dengan 28 poin, 11 rebound, dan 12 assist dalam kemenangan BayHawks 122–113 victory atas Maine Red Claws. Lin was recalled by the Knicks three days later.
Tanggal 28 Januari, Davis mengalami penundaan penampilannya bersama Knicks. Saat itu Knicks sedang mempertimbangkan untuk melepaskan Lin sebelum kontraknya mendapatkan jaminan pada tanggal 10 Februari, sehingga mereka dapat mengambil pemain baru. Tetapi setelah Knicks menderita kekalahan pada tanggal 3 Februari meskipun memimpin di babak ke-4 melawan Boston Celtics, pelatin Mike D'Antoni memutuskan memberi kesempatan Lin untuk bermain. "Ia mujur karena kami bermain sangat jelek," kata D'Antoni. Lin hanya bermain 55 menit dalam 23 pertandingan Knicks sebelumnya. Tanggal 4 Februari 2012, Lin menghasilkan 25 poin, 5 rebound, dan 7 assist — semua rekor pribadi — dalam kemenangan 99–92 Knicks atas New Jersey Nets. Rekan satu timnya Carmelo Anthony mengusulkan kepada pelatih Mike D'Antoni saat istirahat di setengah main, supaya Lin diberi kesempatan main lebih banyak di babak berikutnya. Setelah pertandingan, D'Antoni berkata Lin mempunyai mentalitas sebagai point-guard dan "ritme dan tekad apa yang harus dikerjakan di lapangan."
Dalam pertandingan berikutnya melawan Utah Jazz, Lin memulai karirnya sebagai pemain utama. Ia menghasilkan 28 point dan 8 assist.
Dalam pertandingan melawan Washington Wizards, Lin menghasilkan 23 point dan rekor pribadi 10 assist, yaitu double-double pertamanya.
Tanggal 10 Februari, Lin menghasilkan rekor pribadi 38 point ditambah 7 assist, memimpin Knicks menang 92–85 atas Los Angeles Lakers. Ia menghasilkan poin lebih banyak dari pemain utama Lakers, Kobe Bryant, yang membuat 34 poin.
Tanggal 11 Februari, Lin menghasilkan 20 poin dan 8 assist dalam kemenangan tipis 100–98 atas Minnesota Timberwolves. Lin menghasilkan 89 dan 109 poin dalam tiga dan empat pertandingan perdananya sebagai pemain utama, merupakan yang terbanyak di antara pemain manapun sejak "merger" antara the American Basketball Association (ABA) dan NBA pada tahun 1976–77. Ia menjadi pemain NBA pertama yang menghasilkan paling sedikit 20 poin dan 7 assist dalam 4 pertandingan penuh perdana.
Lin diberi penghargaan sebagai pemain terbaik minggu itu dalam "Konferensi Timur" (Eastern Conference Player of the Week) "2011–12 NBA season" dengan rata-rata 27.3 poin, 8.3 assist dan 2.0 steal selama 4 pertandingan sebagai pemain utama di mana Knicks tidak pernah kalah.
Pada tanggal 14 Februari, Lin memasukkan tembakan 3 angka di Toronto yang menentukan kemenangan timnya dengan kurang dari 1 detik tersisa dalam pertandingan. Dengan jumlah skornya, ia melampaui rekor Shaquille O'Neal sebagai penghasil poin terbanyak selama lima pertandingan perdana sebagai pemain utama.
Associated Press menyebut Lin "kisah yang paling mengejutkan dalam NBA" Bloomberg News menulis bahwa Lin "telah menjadi pemain NBA "Asian American" paling terkenal". Penggemar Knicks mengembangkan sejumlah nama julukan untuknya dengan daftar kosa kata yang diilhami nama keluarganya, Lin. Time.com menayangkan artikel berjudul, "It's Official: Linsanity Is for Real" ('Sudah resmi: Linsanity memang nyata"). Pemain "Naismith Memorial Basketball Hall of Fame" Magic Johnson berkata, "Gairah yang disebabkan oleh [Lin] di "[Madison Square] Garden", aku belum pernah melihatnya dalam waktu yang lama." Knicks kalang kabut menjual replika baju dan kaos bernomor 17 milik Lin, dan penjualan di toko online mereka meningkat lebih dari 3000%.Lin mengatakan sumber suksesnya karena bermain tanpa beban. "Aku sudah menyerahkannya kepada Allah. Aku tidak lagi berperang dengan apa yang dipikirkan orang lain," kata Lin.
Lin menjadi "restricted free agent" di akhir musim ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar